This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 16 Juli 2013

Nyanyian Sukma




Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

Jumat, 28 Juni 2013

Langitku...

Langit itu pernah menyejukanku,Langit itu pernah meneduhkan stiap langkahku dari panasnya masalalu yg berusaha membakarku,
Langit itu pernah menghujam jiwaku dengan derasnya kasih sayang... Langit itu kamu, Langit yg pernah kumiliki dan tak bisa ku gapai lagi #Agilines

Minggu, 23 Juni 2013

Tata Cara Ibadah Malam Nisfu Syaban

Malam ini adalah malam yang sangat luar biasa, banyak hadist yang menyebutkan bahwa malaikat dan ALLAH SWT, turun langsung ke bumi untuk mengabulkan doa manusia. lalu seperti apa ibadahnya?? cekidot :D 


ูَุถِูŠْู„َุฉُ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ู†ِّุตْูِ ู…ِู†ْ ุดَู‡ْุฑِ ุดَุนْุจَุงู†َ
KEUTAMAAN MALAM NISFU SYA’BAN

(Setelah Sholat MAGHRIB)

Hendaklah Sholat sunat dua roka’at terlebih dahulu setelah Sholat Maghrib. Pada roka’at pertama setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Kafirun, kemudian pada roka’at kedua setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas. 
Setelah selesai, kemudian membaca Surah Yasin 3 kali dengan niat:
Surah Yasiin yang pertama: Mohon dipanjangkan umur untuk Ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala
Surah Yasiin yang kedua: Minta diberi rizki yang banyak dan halal untuk bekal ibadah kepada Allah Ta’ala.
Surah Yasiin yang ketiga: Minta ditetapkan iman dan tidak butuh kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala

Lalu membaca do’a ini:

ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ْ. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ูŠَุงุฐَุง ุงْู„ู…َู†ِّ ูˆَู„ุงَูŠُู…َู†ُّ ุนَู„َูŠْู‡ِ, ูŠَุงุฐَุงุงْู„ุฌَู„ุงَู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِูƒْุฑَุงู…ِ ูŠَุงุฐَุง ุงู„ุทَّูˆْู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِู†ْุนَุงู…ِ ู„ุงَุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ุธَู‡َุฑَ ุงู„ู„ุงَّุฌِูŠْู†َ ูˆَุฌَุงุฑَ ุงْู„ู…ُุณْุชَุฌِูŠْุฑِูŠْู†َ ูˆَุฃَู…َุงู†َ ุงْู„ุฎَุงุฆِูِูŠْู†َ. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชَ ูƒَุชَุจْุชَู†ِูŠْ ุนِู†ْุฏَูƒَ ูِูŠْ ุฃُู…ِّ ุงْู„ูƒِุชَุงุจِ ุดَู‚ِูŠًّุง ุฃَูˆْ ู…َุญْุฑُูˆْู…ًุง ุฃَูˆْ ู…َุทْุฑُูˆْุฏًุง ุฃَูˆْ ู…ُู‚ْุชَุฑًّุง ุนَู„َูŠَّ ูِู‰ ุงู„ุฑِّุฒْู‚ِ ูَุงู…ْุญُ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจِูَุถْู„ِูƒَ ูِูŠْ ุฃُู…ِّ ุงْู„ูƒِุชَุงุจِ ุดَู‚َุงูˆَุชِูŠْ ูˆَุญِุฑْู…َุงู†ِูŠْ ูˆَุทَุฑْุฏِูŠْ ูˆَุฅِู‚ْุชَุงุฑَ ุฑِุฒْู‚ِูŠْ ูˆَุฃَุซْุจِุชْู†ِูŠْ ุนِู†ْุฏَูƒَ ูِูŠْ ุฃُู…ِّ ุงْู„ูƒِุชَุงุจِ ุณَุนِูŠْุฏًุง ู…َุฑْุฒُูˆْู‚ًุง ู…ُูˆَูَّู‚ًุง ู„ِู„ْุฎَูŠْุฑَุงุชِ ูَุฅِู†َّูƒَ ู‚ُู„ْุชَ ูˆَู‚َูˆْู„ُูƒَ ุงْู„ุญَู‚ُّ ูِูŠْ ูƒِุชَุงุจِูƒَ ุงْู„ู…ُู†َุฒَّู„ِ ุนَู„َู‰ ู„ِุณَุงู†ِ ู†َุจِูŠِّูƒَ ุงْู„ู…ُุฑْุณَู„ِ: ูŠَู…ْุญُูˆ ุงู„ู„ู‡ُ ู…َุงูŠَุดَุงุกُ ูˆَูŠُุซْุจِุชُ ูˆَุนِู†ْุฏَู‡ُ ุฃُู…ُّ ุงْู„ูƒِุชَุงุจِ. ุฅِู„ู‡ِูŠْ ุจِุงู„ุชَّุฌَู„ِّู‰ ุงْู„ุฃَุนْุธَู…ِ ูِูŠْ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ู†ِّุตْูِ ู…ِู†ْ ุดَู‡ْุฑِ ุดَุนْุจَุงู†َ ุงْู„ู…ُูƒَุฑَّู…ِ ุงู„َّุชِูŠْ ูŠُูْุฑَู‚ُ ูِูŠْู‡َุง ูƒُู„ُّ ุฃَู…ْุฑٍ ูˆَูŠُุจْุฑَู…ُ ุฅِุตْุฑِูْ ุนَู†ِّูŠْ ู…ِู†َ ุงْู„ุจَู„ุงَุกِ ู…َุงุฃَุนْู„َู…ُ ูˆَู…َุงู„ุงَุฃَุนْู„َู…ُ ูˆَู…َุงุฃَู†ْุชَ ุจِู‡ِ ุฃَุนْู„َู…ُ ูˆَุฃَู†ْุชَ ุนَู„ุงَّู…ُ ุงْู„ุบُูŠُูˆْุจِ ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠَุงุฃَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ. ูˆَุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูˆَุงْู„ุญَู…ْุฏُ ِู„ู„ู‡ِ ุฑَุจِّ ุงْู„ุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ.
ุตَู„ุงَุฉ ู†ِุตْู ุดَุนْุจَุงู†َ (ุตَู„ุงَุฉُ ุงْู„ุฎَูŠْุฑ)

ุฃَู…َّุง ุตَู„ุงَุฉُ ุดَุนْุจَุงู†َ ูَู„َูŠْู„َุฉُ ุงْู„ุฎَุงู…ِุณَ ุนَุดَุฑَ ู…ِู†ْู‡ُ ูŠُุตَู„ِّู‰ ู…ِุงุฆَุฉَ ุฑَูƒْุนَุฉٍ ูƒُู„ُّ ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ุจِุชَุณْู„ِูŠْู…َุฉٍ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ูِูŠْ ูƒُู„ِّ ุฑَูƒْุนَุฉٍ ุจَุนْุฏَ ุงْู„ูَุงุชِุญَุฉِ ู‚ُู„ْ ู‡ُูˆَ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَุญَุฏٌ ุฅِุญْุฏَู‰ ุนَุดْุฑَุฉَ ู…َุฑَّุฉً ูˆَุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุตَู„َّู‰ ุนَุดَุฑَ ุฑَูƒَุนَุงุชٍ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ูِูŠْ ูƒُู„ِّ ุฑَูƒْุนَุฉٍ ุจَุนْุฏَ ุงْู„ูَุงุชِุญَุฉِ ู…ِุงุฆَุฉَ ู…َุฑَّุฉٍ ู‚ُู„ْ ู‡ُูˆَ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَุญَุฏٌ ูَู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉُ ุฃَูŠْุถًุง ู…َุฑْูˆِูŠَّุฉٌ ูِูŠْ ุฌُู…ْู„َุฉِ ุงู„ุตَّู„َูˆَุงุชِ ูƒَุงู†َ ุงู„ุณَّู„َูُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉَ ูˆَูŠُุณَู…ُّูˆْู†َู‡َุง ุตَู„ุงَุฉَ ุงْู„ุฎَูŠْุฑِ ูˆَูŠَุฌْุชَู…ِุนُูˆْู†َ ูِูŠْู‡َุง ูˆَุฑُุจَّู…َุง ุตَู„َّูˆْู‡َุง ุฌَู…َุงุนَุฉً. ุฑُูˆِูŠَ ุนَู†ِ ุงْู„ุญَุณَู†ِ ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุงู„َ ุญَุฏَّุซَู†ِูŠْ ุซَู„ุงَุซُูˆْู†َ ู…ِู†ْ ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَู†َّ ู…َู†ْ ุตَู„َّู‰ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉَ ูِู‰ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ู„َّูŠْู„َุฉِ ู†َุธَุฑَ ุงู„ู„ู‡ُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุณَุจْุนِูŠْู†َ ู†َุธْุฑَุฉً ูˆَู‚َุถَู‰ ู„َู‡ُ ุจِูƒُู„ِّ ู†َุธْุฑَุฉٍ ุณَุจْุนِูŠْู†َ ุญَุงุฌَุฉً ุฃَุฏْู†َุงู‡َุง ุงู„ู…َุบْูِุฑَุฉُ. (ุฅุญูŠุงุก ุนู„ูˆู… ุงู„ุฏูŠู†)

SHOLAT NISFU SYA’BAN (SHOLATUL KHOIR)
(Setelah Sholat ‘Isya)
Telah diriwayatkan dari Sayyidina Hasan rohimahullah bahwasanya telah menceritakan tiga puluh sahabat Nabi SAW. kepadaku: “Barangsiapa yang melaksanakan Sholat Nisfu Sya’ban pada malam ini Allah akan memandang padanya dengan 70 pandangan dan Allah memberikan padanya setiap pandangan 70 kebutuhan, yang paling dekat adalah maghfiroh Allah SWT.”

Adapun Sholat Sya’ban dikerjakan pada malam ke lima belas bulan Sya’ban sebanyak seratus roka’at, tiap-tiap dua roka’at diakhiri dengan salam. Caranya: Dibaca setiap roka’at setelah Al-Fatihah surah Al-Ikhlas sebelas kali, dan jika ingin mengerjakan sepuluh roka’at maka dibaca setiap roka’at setelah Al-Fatihah surah Al-Ikhlas seratus kali. Ulama salaf mengerjakan sholat Sya’ban ini dan mereka memberi nama sholat ini Sholatul Khoir. Mereka berkumpul bersama-sama mengerjakannya dan kadang-kadang mereka mengerjakannya secara berjama’ah.

Niat Sholatul Khoir:

ุฃُุตَู„ِّู‰ ุณُู†َّุฉَ ุงْู„ุฎَูŠْุฑِ ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ู…ُุณْุชَู‚ْุจِู„َ ุงْู„ู‚ِุจْู„َุฉِ ุฃَุฏَุงุกً ِู„ู„ู‡ِ ุชَุนَุงู„َู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ
 


Ditukil dari kitab ithaaf As-saadat Al-muttaqin syarah kitab ihya 'Ulumuddin jilid 3 hal.425, cetakan Dar El-fikt.

Senin, 17 Juni 2013

Ajari aku caranya melupakan

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenanganTerdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengajaSeakan-akan sosokmu nyataMenjelma menjadi pahlawan kesianganYang merusak kebahagiaan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Hanya disebabkan olehmu
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka…



Dalam kenangan
Inikah caramu menyakitiku?
Siapa aku di matamu?
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Ajari aku caranya melupakan!
Nyatanya derai air mataku
Ajari aku caranya melupakan
Aku hanya ingin tertawa                                                                                                                           

COPAS FROM :


Rabu, 12 Juni 2013

Sejarah Nabi Muhammad SAW


Sejarah Nabi Muhammad SAW

Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh berhala-hala yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud Berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).

I. Kelahiran Sang Nabi

Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabiul Awwal (12 Rabiul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api abadi di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Kabah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka~bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah,Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan meletakkannya ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata รข€“ kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik-baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi gembalaรข domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.Orang bertanya kepada Nabi, Apakah Anda juga pernah menjadi gembala? Beliau menjawab Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai orang jujur (al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.

Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, รข€ล“Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.รข€ Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.

II. Pernikahan

Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti Aliyah sebagai berikut:
Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa! Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ? Nabi menjawab,Apa maksud Anda? Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata, Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda? Nafsiah berujar Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian, Keponakan saya Muhammad bin Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, Tak ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda. Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Kabah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding kabah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Kabah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali kabah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, Dalam pembangunan kembali Kabah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidakhalal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding kaรข€™bah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata, Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru,   Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia ilahiรข. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut sahabat karibnya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata, disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah. kata saksi bisu.

III. Diangkat Menjadi Rasul

Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Qurรขn, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-quran sebagai berikut
Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafaat. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah  Khodijah. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya, Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,  Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat jahat).  Lalu beliau menambahkan,  Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,  Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda. Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali  Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Pemakluman khilafah (imamah)  Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,  Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata, Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda. Nabi menjawab Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka. Abu Jahal bangkit sambil berkata,   Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya. Nabi menjawab,  Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.  Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata,  Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah saja? 
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
 Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.  Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata],  Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan. 

Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan  pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab,  Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qurรขn, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Quran Allah berfirman
 Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan,  Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas 

Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syiib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi ib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan  Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,  Ayah, kemana Ibu?  Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robiul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,  Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Quran merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
 .Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya

Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi  Ali. Kepadanya Nabi berkata, Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib.  Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.

IV. Hijrah

Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak  Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenang Apa yang terjadi ? Mereka menjawab Kami mencari Muhammad. Di mana dia? Ali berkata,  Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.  Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabiul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan  Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya  Ali dan rombongannya  “ diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti  Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib   karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan  ˜Ali berkata Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.  Ketika  Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa,  Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat  Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki  Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib  yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar al-washi ( Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy,dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah,  Ali mengingatkannya dalam kata-kata  Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan  Ali tidak pernah Absen,  Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan  Ali pada perang Khandaq (parit)   disebut juga dengan Ahzab   kepada  Amar bin รข Abdiwad itu,  Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".

V. Benteng Khaibar

Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan  Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,  Dimanakah Ali?   Dikabarkan kepada beliau bahwa Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,  Panggil dia. Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata Ali seraya mendoakannya. Mata  Ali  langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari Ali melalui jalur khusus , Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi.  Seseorang bertanya kepadanya,  Apakah Anda merasakan beratnya? Ali menjawab,  Saya merasakannya sama berat dengan perisai saya. Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Kabah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.

VI. Fath Makkah

Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Fir aun-fir aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata ... Pergilah, Anda semuaadalah orang-orang yang dibebaskan! 
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Baiat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut  semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai  Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?  Wahai orang-orang yang ikut baiat al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan,  Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...! 
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini tidak bisa tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.

VII. Haji Wada

Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqadah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan, Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu... Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan   dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang   bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firaun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa  penguasa  itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Kabah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,รขTahukah kalian, bulan apa ini ?
Mereka serentak menjawab Bulan Haram .....
.. Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya..... 
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.

Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur

Selasa, 11 Juni 2013

Hujan

                                                                                                                                                                            hujan, ngingetin saya ke waktu msh kls 1smp. Tiap sore kalo hujan turun saya bermain ujan-ujanan sambil ngojek payung disurken. Berdiri dipinggir jalan raya menunggu angkot yg nurunin penumpang.
Tiap ada angkot yg brenti saya langsung b'lari dan b'rebut sodorin gagang payung.
Meski badan menggigil krn kedinginan tp saya tetep semangat ngikutin orang yg pke jasa payung ampe tujuan.
Hasil dari ngojek payung disimpen diplastik bekas gula spy ga kbasahan, jumlah'a paling 2rb-7rb tapi saya bisa beliin bubur kacang ijo madura buat nenek tiap hujan reda.

doa saya waktu itu cuma minta hujan tiap hari supaya bs beliin bubur kcng ijo madura buat nenek tiap hari.

i love you, grandmom...
smoga tenang dialam sana...
i miss you :(

BIDADARIKU



BIDADARIKU

Semua berawal dari kejadian itu. Kejadian yang mungkin sulit untuk ku lupakan. Seorang ‘Bidadari’ jatuh tepat dihadapanku dan menyapaku lembut “Selamat pagi!”. Ah..lupakan itu kejadian tempo hari yang membuatku gila karnanya.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku terbangun dari mimpiku. Entah suara apa yang sanggup memotong jalan mimpiku semalam. Aku beranjak dari tempat tidurku dan mecoba melihat seisi kamarku, hanya terlihat beberapa foto gadis-gadis cantik yang berpose ‘menggoda’. “Gadis..? Cantik..?” aku sejenak berfikir, “Memimpikan siapa aku ini tadi malam?”. Seketika secercas cahaya matahari pagi menembus celah-celah jendela kamarku . Perlahan ku buka jendela kamarku. Udara sejuk pagi menerpa tubuhku yang seakan member i ‘suntikan’ semangat padaku untuk mulai beraktifitas pagi ini.


Jam dinding menunjukan pukul 06.15 wib. Kukayuh sepedaku dengan perlahan. Sambil ku nikmati suasana damai pagi ini. Setelah ku rasa cukup menikmati indahnya pagi ini, aku mempercepat kayuhanku. Sesampainya dirumah aku parkirkan sepedaku di halaman belakang. Seperti biasa, pagi ini hanya ada bi imah pembantuku dan pak tejo tukang kebunku. Mereka tampak sibuk dengan pekerjaanya, mungkin faktor materi yang membuat mereka seperti itu. Ibu sibuk ngobrol dengan ibu-ibu komplek lainya di depan rumah, ayah sedang menikmati kopi panasnya dan ditemani surat kabar pagi ini. Aku rebahkan tubuhku di kasur singgasanaku ini. Terlintas dibenakku “Apa yang aku impikan semalam?” . Aku berdiri dan berjalan menuju foto gadis-gadis cantik yang sengaja ku taruh di dinding kamarku. “Apakah kamu secantik ini?, kurasa tidak, hanya beberapa bagian saja yang memang mirip denganmu..” ujarku dalam hati. Tak banyak orang yang tahu tentang diriku ini.

Aku lebih suka sendiri dan menghindar dari kehidupan mereka. Tapi, bukan berarti aku tidak suka mereka. Hanya saja menjaga jarak agar indentitasku ini tidak terungkap.

Hari semakin siang, bi Imahpun tidak lupa membuatkan makan siang untukku dan sekeluarga. Sebelum aku selesai makan. Terdengar rintik-rintik hujan menjatuhi atap rumahku. Memang didaerahku sekarang sedang musim hujan. Jadi wajar kalau setiap hari turun hujan. Selesai makan, aku ambil ponselku dan berlari menuju gazebo belakang rumah. Gazebo ini memang ayah buat untuk aku sekeluarga menikmati indahnya tetesan-tetesan air hujan. Disamping gazebo kami ,ada kolam ikan yang berisi beberapa ikan emas dan ikan koi. Mereka tampak meloncat-loncat bak ikan lumba-lumba yang kegirangan.

Seharian aku tidak mengecek ponselku ini. Beberapa pesan masuk dari teman-temanku. Mereka mengajakku untuk pergi main sore ini. Tapi, apadaya? “sore ini pasti hujan, lagian siapa yang mau main hujan-hujan?” jawabku kepada temanku. Bayang-bayang gadis itu seketika datang seperti hujan yang tidak ada habisnya. Pikiranku mulai goyah, aku tidak bisa berpikir jernih lagi, pikiranku saat ini bahkan tidak sejernih air kolam itu. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus bertanya pada hujan? Gadis cantik itu sudah meracuni pikiranku~
***

Hujanpun reda. Sepertinya awan sudah lelah meneteskan air matanya. Cuaca beberapa hari ini memanng sulit ditebak seperti suasana hatiku saat ini. Bayang-bayang gadis itu masih mengisi sebagian besar dari pikiranku. “Apakah gadis itu Dia? Dia yang pernah menghiasi hari-hariku dulu” ujarku dalam hati. Tak ku sadar aku duduk di gazebo ini selama 3 jam hanya untuk memikirkan gadis itu. “Argh…sudahlah apa gunanya aku memikirkan gadis itu” teriakku.

Aku ingat beberapa hari lalu, hari pertama masuk sekolah. Ada bertemu seorang gadis yang menarik perhatianku. Sebut saja namanya Angel. Dia cantik, rambutnya lurus, dan yang aku yakin dia anak seorang ‘pejabat’.

Memang karna ia anak seorang pejabat, kehidupannya setingkat diatas teman-temanku lainya. Setiap hari supir pribadinya setia mengantarkan dan menjemputnya setelah pulang sekolah. Dia memang cantik, tapi tak ada satupun cowok yang berani mendekatinya. Mungkin karna notabennya dia anak seorang ‘pejabat’. Tapi, aku merasa berbeda dari mereka. Aku merasa ingin lebih kenal dengannya.
“Hai..Angel ya..” sapaku lembut,
“Iya..kamu Rio kan..” jawabnya dengan sedikit senyum heran.

Mungkin itu adalah senyuman pertama yang aku dapatkan dari wajah manisnya. Sulit memang membuat gadis sepeti Angel tersenyum, hanya beberapa anak saja yang beruntung mendapatkan senyum terIndah darinya. Terlintas dibenakku “Apa aku suka dia? Kenapa kalau tak melihat senyumnya hariku terasa hambar?” “Argh…sudah lah, fikiran siapa lagi ini yang meracuniku” bentakku dalam hati.

Pulang sekolah, ku hidupkan laptopku untuk melanjutkan tugas yang ibu guru berikan beberapa hari lalu. Setelah tugas selesai aku iseng membuka jejaring sosial yang sedang ngetrend saat ini. Aku coba mencari-cari informasi tentang Angel. Aku menemukan satu akun jejaring social yang dimiliki oleh Angel. Disana tertera nama ‘Angel K Putri’ dengan foto profil yang membuatku semakin penasaran. Setelah beberapa jam ku ‘ublek-ublek’ akunnya itu aku tahu bahwa ia pernah suka pada seseorang tapi nampaknya rasa sukanya tidak terbalaskan. Sungguh, aku tidak mengada-ngada, aku tau semua itu dari status-statusnya yang menunjukan rasa sedih terlalu dalam.

Sejenak ku berfikir “Betapa bodohnya orang itu, dia telah menyia-nyiakan gadis secantik Angel. Apa kurangnya dari Angel, bagiku dia adalah ‘Sempurna’. Sempurna dilihat dari beberapa aspek, Sempurna dimataku”. Satu yang kusadari, aku mulai menyukainya, aku suka senyumnya, senyum manisnya. Tapi, bayang-bayang orang itu masih disimpan dalam dihati Angel. Membuatku semakin takut untuk lebih dekat dengannya. Dia adalah seorang gadis cantik yang mengharapkan balasan cinta dari seorang ‘pengemis tua’.

Kadang ku berbicara pada diriku sendiri “Andai saja aku menjadi orang yang kau harapkan, akanku berikan senyumku setiap hari, bila perlu setiap detik hanya untukmu seorang” “ataukah aku harus bertanya pada senyummu? senyummu yang terlihat manis itu tetapi terasa hampa dihatiku”
****

2 hari tak terdengar kabar dari Angel. Nampaknya ia sedang sibuk mengurusi ‘hewan’ peliharaanya itu. Ia masih saja betah hidup di kubangan lumpur yang perlahan-lahan menelan tubuhnya sekaligus perasaanya. Aku masih tidak habis fikir gadis secantik Angel masih saja mengharapkan balasan Cinta dari seorang ‘pengemis tua’. Dalam benakku, aku masih mengharapkanya. Angel yang kukenal dulu, yang selalu tersenyum manis, yang selalu tertawa ketika aku maju ke depan kelas, yang seakan-akan menjadi nyawa keduaku.

Pelajaran dimulai hari ini. Jujur saja, aku tak sanggup menahan rasa kantuk ini lebih lama lagi. Beberapa hari lalu aku memang kurang tidur bahkan malam pun tidur hampir dini hari. Bayang-bayang Angel masih saja berputar-putar di otakku. Ia masih saja betah menggerogoti seisi kepalaku. Aku tak mengerti apa yang sebenarnya kufikirkan. Setiap hari aku masih bisa bertemu denganya, masih bisa melihat sedikit senyum manisnya. Tapi, hati ini terasa seperti hancur bekeping-keping saat mengingat kau dan seorang itu.
“Hai Angel, apa kabar?” tanyaku,
“Ya..baik kok” jawabnya dengan senyum sinis, seakan ada sesuatu yang ia sembunyikan.
“Kamu kenapa njel..? Sakit..?”
“Nggak kok..biasa aja” jawabnya dan pergi dari hadapanku

Aku tersentak seketika mendengar Angel menjawab pertanyaanku. Dia seperti orang yang baru kenal denganku. Padahal sebelumnya ia adalah salah satu yang pernah dekat bahkan ‘hampir’ denganku. Tapi, lagi-lagi karena ‘pengemis tua’ itu yang telah menggagalkan semua.

Kau hanya menganggap semua yang ku lakukan bualan belaka?
Sadarlah,kau telah dibutakan oleh permainannya. Seketika kalimat itu melintas dibenakku. Menemaniku dalam perjalanan pulang menembus tetesan air hujan yang terlalu dingin bagiku saat ini.

Kau tahu betapa aku mencintaimu? Cintaku padamu lebih besar dari cintamu padanya. Cinta?? Apa itu Cinta?? Aku tak mengenalnya. Yang aku tahu hanya rasa yang kupendam selama ini. Rasa sayang? Apakah ini yang dinamakan cinta? Sesuatu yang membuatku semakin lemah, yang membuatku kenal dengan perjuangan dan mengenalkanku pada seseorang yang lebih cantik dari setangkai bunga mawar.

Memang tak mudah mendekati gadis seperti Angel. Perasaanya yang selalu berubah-ubah dan sulit untuk ditebak. Ditambah lagi, dia masih memimpikan pengemis tua itu menjadi kekasihnya. Aku cukup prihatin mendengar berita itu. Kabarnya Angel sudah lama mengorbankan perasaanya hanya untuk ‘orang tua’ itu. Padahal dia gadis yang cantik, semua ingin memilikinya, semua pun sadar bahwa pengorbananya adalah sia-sia.

Pikir, dunia ini Luas..Apakah kau hanya mau berada di tempat yang kumuh ini untuk selamanya?? Aku tak tega melihat Angel. Rasanya aku ingin membawamu terbang ke langit ke 7 dan tinggal disana selamanya agar kau tau arti sebuah pengorbanan…
****

Hembusan angin malam waktu itu, bawa lariku dalam pelukanmu. Raut wajahmu seakan lebih indah dari sang Bulan yang menerangi kita dimalam itu.

Seakan ingin sembunyikan semua rasa yang kupendam. Aku berlari dalam gelap malam menuju sebuah titik cahaya. Yang kupikirkan saat itu adalah bagaimana membuatmu sadar dan segera menyelesaikan permainannya.

Cahaya itu semakin lama semakin terang seperti semangatku yang terus berkobar didalam ricuhnya kehidupan. Aku sadar semua pengorbananku akan berakhir sia-sia, tapi disisi lain aku mengerti bahwa perasaanku kepada Angel tak berbeda dengan perasaanmu kepadanya. Aku merasa seperti kambing hitam diantara mereka berdua. Angel pun nampaknya sudah mengerti apa yang aku rasakan. Dia pernah berkata “Jangan pernah tinggalkan orang yang kau sayang didalam gelapnya malam”. Angel tahu dia takan mendapatkan orang yang dia inginkan. Tapi, dia akan selalu berada disisinya selama orang yang dia inginkan membutuhkannya.

Aku tak mengerti jalan pikiran Angel. Dia seperti Bidadari yang lupa kayangan. Dia dilahirkan untuk dicintai dan bukan untuk mencintai. Dia terlalu rapuh untuk mencintai. Dia belum mengerti kerasnya kehidupan. Yang dia tahu hanya “berapa banyak uang papa yang ku habiskan sehari ini”.

Sang Bidadari jatuh ditepat dihadapanku. Dia tak tau harus melangkahkan kakinya kemana. Dia kehilangan arah. Seperti 2 bulan yang lalu. Aku menuntunnya menuju ‘kayangan’ tempat dimana Bidadari yang seharusnya. Meninggalkan sejuta kenangan yang sudah terukir dalam di hati dan menghapus perlahan semua harapan yang seakan memberiku kehidupan kedua.
“Aku tak tahu kemana lagi harus melangkah, setelah semua ini aku lalui, aku akan kembali ke kehidupanku yang sebelumnya. Menjadi seorang ‘Bidadari kayangan’ yang bertugas melindungimu dan hadir di setiap mimpi indahmu”. Aku ingat persis yang di katakanya sebelum terbang menuju kayangan sana.
“Memang sulit menjadi Bidadari di dunia yang kejam ini. Semua tampaknya juga sudah mengerti. Semua yang kulakukan tak beda dengan yang kau lakukan. Semua tak ada artinya. Semua hanya bualan belaka. Semua hanya akan menjadi cerita fiktif yang terlontar dari mulut ke mulut”
“Aku tak akan meninggalkanmu dalam gelapnya malam meskipun itu mustahil untuk ku lakukan”

Karya Alvin Ridwan

Minggu, 09 Juni 2013

Pilihan Hatiku

Berdiri ku disini hanya untukmu
Dan yakinkan ku untuk memilihmu
Dalam hati kecilku inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu

Aku kan ada untuk dirimu
Dan selalu tuk mu

Reff :
Terlukis indah raut
Wajahmu dalam benakku
Berikan ku cinta terindah
Yang hanya untukmu…



Tertulis indah puisi cinta
Dalam hatiku
Dan aku yakin kau memang
Pilihan hatiku

Dalam hati kecilku inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu